Definisi pertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan adalah gerakan pertanian menggunakan prinsip ekologi, studi hubungan antara organisme dan lingkungannya
definisi AKUIFER
Akuifer adalah lapisan bawah tanah yang mengandung air dan dapat mengalirkan air. Melalui akuifer inilah air tanah dapat diambil. Penelitian aliran air di akuifer dan karakterisasi akuifer disebut hidrogeologi.
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Akuifer
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Akuifer
Menjelajahi Jejak Lava Hulu Ci Muja
My Article: Menjelajahi Jejak Lava Hulu Ci Muja
(Artikel terbit di koran Pikiran Rakyat, Edisi Bulan Juni 2015)
(Artikel terbit di koran Pikiran Rakyat, Edisi Bulan Juni 2015)
Perjalanan menggunakan kendaraan bermotor melintasi ruas jalan di tengah-tengah perkebunan teh yang berada di Kampung Panaruban, Desa Cicadas, Kecamatan Sagalaherang, Kabupaten Subang ini mengalami sedikit hambatan, kondisi jalannya berbatu terjal, dan bergelombang, penampangnya menjadi seperti itu karena tergerus oleh limpasan air di saat turun hujan.
Dua kendaraan motor yang masing-masing kami bawa pun akhirnya di parkir di tepian ruas perkebunan. Tak sanggup di paksa naik dalam kondisi jalan seperti itu. Kemudian perjalanan kami lanjutkan dengan hiking menyusuri jalur lintasan. Angin lembah begitu lirih mengantarkan uap air yang lembab mengiringi perjalanan kami seakan tak memberikan ruang untuk kemunculan keringat di sekujur badan.
Di samping kiri-kanan trek yang di lewati ditumbuhi rindangnya pepohonan yang menyejukan mata. Keberadaannya lebih mencolok dibandingkan tanaman lain, karena tumbuh menjulang lebih tinggi di bandingkan tanaman teh di bagian bawahnya.
Tujuan kami berdua yaitu menjelajahi curug-curug yang berada di aliran Ci Muja. Sungai tersebut memiliki pola aliran dendritik. Pola aliran seperti ini biasanya memiliki corak seperti akar atau ranting-ranting pepohonan. Dalam satu alur sungainya, Ci Muja memiliki beberapa air terjun atau curug, diantaranya curug Cimuja, Curug Mandala, Curug Sadim, Curug Karembong, dan Curug Goa Badak.
Awalnya sedikit bingung, informasi yang terkumpul mengenai penjelajahan ini hanya bersumber dari internet saja, sehingga saat di lapangan seperti ini kebingungan semakin menjadi-jadi, terutama mengenai ke arah mana jalur trek yang harus di jelajahi.
Rupanya setelah berjalan lebih jauh menapaki jalur, di tengah-tengah perkebunan teh tersebutdi bagian perempatan jalannya ternyata terdapat penunjuk arah menuju curug mandala. Penunjuk arah itu mengarah ke bagian kanan perkebunan, sayapun penuh semangat berbelok arah itu sesuai yang di tunjukkan. Tidak berlangsung lama, kira-kira hanya 40 langkah kaki saja trek yang tadinya di suguhi oleh hamparan perkebunan teh kemudian berubah suasana menjadi rimbunnya semak belukar yang menanungi jalur lintasan.
Jalur lintasan kali ini berada di ujung perkebunan teh, jalur ini tepatnya berada di bagian bawah tepi dari perkebunan. Dalam rindangnya belukar yang menaungi perjalanan, terlihat di bagian kanan trek itu menunjukkan sebua lembah yang memanjang ke utara, kemungkinan di bagian bawahnya merupakan alur sungai Ci Muja. Permukaan lembahnya di dominasi oleh ragamnya flora. Terlihat jelas berbagai jenis tumbuhan diantaranya pohon kaliandra, pakis, tepus dan honje, bunganya bermekaran menghibur mata, dahannya membentuk media bagi burung Toet dan Sikatan yang penuh lincah berkicau menampakan diri di bagian lembahnya.
Menyusuri trak tersebut, sepatu lapangan kami begitu mudahnya kotor, trek tanah basah begitu mudahnya melekatkan tanah di seluruh permukaan sepatu. Gemiricik air yang keluar dari seke mengalir ke bagian paling bawahnya sebagai jalur lintasan, yang kemungkinan merupakan jalur satu-satunya menuju trek Curug Mandala sebagai curug pertama yang akan ditemui. Di beberapa titik dapat ditemui kubangan air, terlihat air di kubangannya begitu jernih, mengisyaratkan bahwa pada hari itu kami berdua ini sebagai orang pertama yang melintasi kawasannya.
Setelah berjalan kaki 40 menit lamanya dari tempat menepikan kendaraan bermotor di hamparan perkebunan teh di bagian bawah tadi, akhirnya kami sampai juga di Curug Mandala. Saya begitu kaget, rupanya saat menyusuri trek tanah basah tadi dalam hati terlintas pikiran bahwa kemungkinan hanya satu jalur saja trek yang hanya bisa di jelajahi, namun ternyata perkiraan itu salah besar, karena kawasan Curug Mandala ini bisa di lalui menggunakan kendaraan bermotor maupun mobil.
Terbukti di dekat Curug Mandala yang tentunya berada di tepian aliran sungai Ci Muja ini, saat itu terdapat 4 mobil yang terparkir. di depan parkiran mobil yang sangat sempit terpasang beberapa tenda yang sudah rapi di dirikan. Di lihat dari plat nomor kendaraan berikut kaos seragam yang dikenakannya, menunjukkan bahwa para pengendara itu sebagai anggota dari salah satu dari komunitas yang berasal dari Kota Jakarta.
Sambil beristirahat memulihkan urat kaki yang begitu pegal efek menyusuri jalur trek yang di lalui tadi, saya ikut bercengkrama dengan mereka-mereka di sana. Dalam keakraban kami, tak lama kemudian datang menghampiri salah seorang berpakaian sejenis baju hansip yang lusuh menghampiri kami, rupanya beliau adalah petugas yang menjaga Curug Mandala, beliau banyak sekali bemberi informasi, diantaranya bahwa sebenarnya jalur menuju Curug Mandala ini ada dua, salah satunya ada yang hanya bisa dilewati dengan berjalan kaki dan ada juga jalur yang bisa dilalui menggunakan kendaraan bermotor, termasuk mobil yang beroda empat.
Berbeda dengan jalur setapak yang harus di tempuh dengan berjalan kaki tadi, tentunya jalur ini lebih jauh, karena harus turun ke perkebunan teh yang sudah masuk ke dalam kawasan kampung panaruban yang berada di bagian bawahnya, belum lagi motor harus ditinggal jauh di bagian bawahnya, sedangkan untuk dapat masuk ke tepian Curug Mandala dengan menggunakan kendaraan bermotor justru lebih mudah ungkapnya, patokannya dari jalan raya provinsi yang menghubungkan kota Bandung dengan Subang, apabila ditempuh dari arah Lembang sebelum dua belokan terakhir yang mengarah ke gang menuju objek wisata pemandian air panas Ciater, sebelum perempatan yang ditandai dengan adanya gapura gotong royong itu, di sebelah kiri jalan provinsi tersebut terdapat jalan berbatu kerikil, nantinya jalan tersebut akan berujung ke lokasi keberadan Curug Mandala, ungkapnya.
Penulis:
Rudi Hartono
(Alumnus Pendidikan Geografi - UPI)
Ini Dia Menara Misterius yang Mengapung di Tengah Selat Bosporus, Istanbul, Turki!
Selain Hagia Sophia dan Masjid Biru, Istanbul, Turki, juga masih memiliki satu lagi bangunan ikonik yang juga menjadi landmark dan juga tempat wisata terkenal di kota 2 benua ini. Tapi bangunan yang berupa menara ini tidak berada di daratan loh, melainkan mengapung sendirian di tengah laut! Penasaran? Baca selengkapnya.
Ya, namanya adalah menara Maiden's Tower atau dalam bahasa Turki disebut Kiz Kulesi. Maiden's Tower adalah sebuah bangunan menara yang terletak di sebuah pulau kecil di tengah selat Bosporus, Istanbul, Turki, tepatnya 200 m dari bibir pantai kawasan Salacak, sebelah barat distrik Üsküdar, kota Istanbul sisi Asia.
Sejarah pembangunan menara Maiden's Tower dimulai sejak abad ke-5 SM saat sebuah menara pertama kali dibangun di sini oleh seorang jenderal Athena sebagai menara pengawas. Selama kekuasaan kekaisaran Ottoman, menara ini kemudian dialihfungsikan menjadi mercusuar, dan sejak tahun 1998 hingga saat ini, bangunan yang sekarang bisa kita lihat dibuka menjadi restauran di lantai dasarnya dan terdapat cafe di puncak menara.
Karena 'pulau' tempat Maiden's Tower sangatlah kecil, dan permukaannya bisa dibilang datar, dan tidak ada pepohonan atau bangunan mencolok lain, menara Maiden's Tower menjadi satu-satunya bangunan yang mencolok, dan tampak mengapung di antara pemandangan selat bosporus di sekitarnya. Dijamin akan menarik perhatian siapa saja yang melewatinya, terutama mereka yang berlayar dengan kapal cruise menyusuri selat Bosporus.
Maka tak heran, dengan bentuknya yang unik dan mencolok, Maiden's Tower pun menjadi salah satu landmark dan tempat wisata terkenal di Turki, dan sangat sering muncul di pemandangan langit kota Turki dalam banyak film dan drama, baik lokal maupun internasional. Terhitung sudah ada beberapa film yang menggunakan Maiden's Tower sebagai salah satu lokasi syutingnya, yaitu drama Cinta di Musim Cherry, drama Kurtlar Vadisi, dan film James Bond: The World Is Not Enough dan From Russia with Love. Dalam drama di Cinta di Musim Cherry juga sering muncul tempat-tempat terkenal lain di Istanbul seperti Galata Tower, Galata Bridge, dan masjid-masjid terkenal di Istanbul sebagai latar belakang pemandangan.
Keren yah? Mau lihat menara Maiden's Tower lebih dekat? Bisa banget.
Untuk menuju ke Maiden's Tower, Anda bisa naik perahu dari Kabataş (Istanbul sisi Eropa) ke Uskudar, atau langsung dari Salacak (sisi Asia). Jika dari Kabatas, Anda bisa naik kapal ferry ke Uskudar, kemudian jalan ke arah barat sepanjang tepi pantai ke arah Maiden's Tower (15 menit jalan kaki). Setelah sampai di dekat menara, tunggu perahu shuttle berikutnya ke Maiden's Tower. Perahu berlayar tiap 15 menit sekali. Setiap malam musim panas, dari Kabatas juga ada layanan perahu khusus ke Maiden's Tower (Kiz Kulesi) antara pkl. 8.00-9.15. Gratis.
Langganan:
Postingan (Atom)