Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said menyampaikan, Indonesia bisa mengalami krisis listrik dalam dua tahun jika pemerintah tidak membuat terobosan dalam membangun pembangkit listrik. Menurut Sudirman, setiap pertumbuhan ekonomi satu persen, diperlukan peningkatakan suplai listrik 1,5 persen.
"Memang semakin nyata bahwa kalau tak ada langkah terobosan, maka dalam 2 tahun dari sekarang akan terjadi krisis. Listrik itu butuh kalau pertumbuhan ekonomi satu persen, kita harus growth (tumbuh) 1,5 persen untuk cadangan segala macam. Jadi kalau kita mau pertumbuhan 6 persen, maka listrik harus tumbuh 9 persen," kata Sudirman di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Selasa (4/11/2014) seusai bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Atas dasar perhitungan itu, menurut Sudirman, pemerintah harus membangun 7.000 megawatt listrik setiap tahunnya. Saat ini, kemampuan nasional baru sebatas membangun 2.000 megawatt per tahun.
"Yang 5.000 bagaimana? Ini kita cari jalan. Itu pun PLN punya keterbatasan dari sisi neraca. Memang harus ada terobosan-terobosan. Kita belum bicara dengan Dewan Energi Nasional," sambung Sudirman.
Mengenai masalah listrik ini, Sudirman menyampaikan bahwa Wapres telah memberikan arahan secara umum. Kepada Sudirman, Wapres Kalla meminta agar Kementerian ESDM mengkaji semua opsi dalam meningkatkan kapasitas PLN. Sudirman akan kembali menggelar rapat di jajarannya untuk mencari solusi dari permasalahan listrik ini.
"Sabtu besok saya akan ketemu tim yang sama untuk mendalami lagi sehingga pekan depan bisa ada suatu dalam sidang kabinet, bagaimana atasi masalah listrik ke depan," kata dia.
Penulis : Icha Rastika
Editor : Hindra Liauw
Sumber : bisniskeuangan.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar