definisi air mineral

Air mineral adalah air yang mengandung mineral atau bahan-bahan larut lain yang mengubah rasa atau memberi nilai-nilai terapi. Banyak kandungan Garam, sulfur, dan gas-gas yang larut di dalam air ini. Air mineral biasanya masih memiliki buih. Air mineral bersumber dari mata air yang berada di alam. 

 sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Air_mineral

komposisi atmosfer

Atmosfer mengandung campuran gas-gas yang lebih dikenal dengan nama udara dan menutupi seluruh permukaan bumi. Campuran gas-gas ini menyatakan komposisi dari atmosfer bumi. Bagian bawah dari atmosfer bumi dibatasi oleh daratan, samudera, sungai, danau, es, dan permukaan salju. Gas pembentuk atmosfer disebut udara. Udara adalah campuran berbagai unsur dan senyawa kimia sehingga udara menjadi beragam. Keberagaman terjadi biasanya karena kandungan uap air dan susunan masing-masing bagian dari sisa udara (disebut udara kering). Atmosfer Bumi terdiri atas nitrogen (78.17%) dan oksigen (20.97%), dengan sedikit argon (0.93%), dan gas lainnya.
Atmosfer tersusun oleh:
Nitrogen bereaksi lambat, tetapi merupakan bagian penting dari kehidupan sehingga keseimbangan nitrogen di udara, di laut dan di dalam bumi sangat dipengaruhi oleh makhluk hidup. Karbondioksida yang berlimpah dari sinar matahari membuat karbohidrat dengan hasil sampingan oksigen (fotosintesis). Oksigen terakumulasi di udara kemudian berkembang makhluk yang membutuhkan oksigen. Gas nitrogen merupakan gas yang paling banyak terdapat dalam lapisan udara atau atmosfer bumi. Salah satu sumbernya yaitu berasal dari pembakaran sisa-sisa pertanian dan akibat letusan gunung api. Gas lain yang cukup banyak dalam lapisan udara atau atmosfer adalah oksigen. Oksigen antara lain berasal dari hasil proses fotosintesis pada tumbuhan yang berdaun hijau. Dalam proses fotosintesis, tumbuhan menyerap gas karbondioksida dari udara dan mengeluarkan oksigen. Gas karbondioksida secara alami besaral dari pernapasan mahkluk hidup, yaitu hewan dan manusia. Serta secara buatan gas karbondioksida berasal dari asap pembakaran industri, asap kendaraan bermotor, kebakaran hutan, dan lain-lain.
Selain keempat gas tersebut di atas ada beberapa gas lain yang terdapat di dalam atmosfer, yaitu di antaranya ozon. Walaupun ozon ini jumlahnya sangat sedikit namun sangat berguna bagi kehidupan di bumi, karena ozon yang dapat menyerap sinar ultra violet yang dipancarkan sinar matahari sehingga jumlahnya sudah sangat berkurang ketika sampai di permukaan bumi. Apabila radiasi ultra violet ini tidak terserap oleh ozon, maka akan menimbulkan malapetaka bagi kehidupan mahkluk hidup yang ada di bumi. Radiasi ini di antaranya dapat membakar kulit mahkluk hidup, memecahkan kulit pembuluh darah, dan menimbulkan penyakit kanker kulit.
Selain unsur pembentuk yang berupa gas, udara juga mengandung partikel padat dan cair, yang begitu kecilnya sehingga gerakan udara dapat mengimbangi kecenderungan partikel tersebut jatuh ke tanah. Partikel itu dapat berasal dari debu yang terangkat oleh angin, partikel garam laut, ataupun hasil pembakaran dan pengolahan dalam industri. Berdasarkan pengalaman sehari-hari kita mengetahui bahwa suhu udara berubah-ubah dari waktu ke waktu; pagi yang sejuk diikuti oleh sore hari yang panas, dan musim dingin yang dingin diikuti musim panas yang panas dalam suatu daur yang tetap. Suhu menjadi beragam dari tempat ke tempat pada waktu yang sama. Pada wilayah yang lintang rendah lebih panas daripada wilayah pada lintang yang lebih tinggi dan daerah yang rendah lebih panas daripada pegunungan tinggi.
Bumi secara keseluruhan selama setahun penuh, suhu rata-rata di dekat tanah pada muka laut (suhu permukaan) adalah 15 °C (288°K, 59 °F). Rata-rata keseluruhan sepanjang tahun turun menurut ketinggian. Namun, kira-kira di atas 12 km (40.000 kaki) penurunan suhu berhenti. Lapisan atmosfer dengan suhu yang rata-rata berkurang menurut kentinggian, disebut troposfer, lapisan diatasnya denagn suhu tetap atau meningkat disebut stratosfer. Pada permukaan diantara troposfer dan stratosfer (kadang-kadang berupa lapisan peralihan) disebut tropopause. Daerah dimana cuaca terjadi adalah bagian terbawah atmosfer, yang disebut troposfer (daerah inilah yang menjadi perhatian bagi para ahli meteorologi).
Troposfer memiliki sifat penting, yaitu bahwa secara umum temperatur berkurang terhadap ketinggian. Diatas troposfer adalah stratosfer yang dicirikan oleh bertambahnya temperatur terhadap ketinggian. Diskontinuitas yang membedakan troposfer dengan stratosfer adalah lapisan tropopause. Pada troposfer campuran gas-gas terdiri dari 78% nitrogen dan 21% oksigen (prosen dalam volume). Sisanya sebesar 1% adalah campuran gas yang terdiri dari argon, karbondioksida, dan gas-gas lainnya. Campuran gas-gas tanpa uap-air disebut sebagai udara kering, dan campuran gas-gas tanpa terkecuali disebut sebagai udara lembab.

atmosfer bumi

Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di Bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah, sampai dengan sekitar 560 km dari atas permukaan Bumi. Atmosfer tersusun atas beberapa lapisan, yang dinamai menurut fenomena yang terjadi di lapisan tersebut. Transisi antara lapisan yang satu dengan yang lain berlangsung bertahap. Studi tentang atmosfer mula-mula dilakukan untuk memecahkan masalah cuaca, fenomena pembiasan sinar matahari saat terbit dan tenggelam, serta kelap-kelipnya bintang. Dengan peralatan yang sensitif yang dipasang di wahana luar angkasa, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang atmosfer berikut fenomena-fenomena yang terjadi di dalamnya.
Atmosfer Bumi terdiri atas nitrogen (78.17%) dan oksigen (20.97%), dengan sedikit argon (0.9%), karbondioksida (variabel, tetapi sekitar 0.0357%), uap air, dan gas lainnya. Atmosfer melindungi kehidupan di bumi dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet dari Matahari dan mengurangi suhu ekstrem di antara siang dan malam. 75% dari atmosfer ada dalam 11 km dari permukaan planet.
Atmosfer tidak mempunyai batas mendadak, tetapi agak menipis lambat laun dengan menambah ketinggian, tidak ada batas pasti antara atmosfer dan angkasa luar.

sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Atmosfer_Bumi

arti kromosfer

Kromosfer adalah lapisan tipis di atmosfer matahari. Lapisan ini terletak di atas fotosfer, dan memiliki kedalaman sekitar 2.000 kilometer.
Nama kromosfer berasal dari fakta bahwa kromosfer memiliki warna kemerahan. Warna kromosfer hanya dapat dilihat oleh mata telanjang pada saat gerhana Matahari, ketika kromosfer terlihat di belakang bulan.
sumber: https://id.wikipedia.org

Latihan Soal Geografi SMA Kelas XI Materi Fenomena Biosfer dan Persebaran Flora Fauna

Latihan Soal Geografi SMA Kelas XI  Materi Fenomena Biosfer dan Persebaran Flora Fauna
1. Dangkalan Sunda merupakan ....
    a. daratan yang menghubungkan antara Indonesia Timur dengan Benua Australia
    b. daratan yang menghubungkan antara Indonesia Tengah dengan Indonesia Barat
    c. daratan yang menghubungkan antara Indonesia Barat dengan Benua Asia
    d. daratan yang terjadi pada zaman glasial dan menghubungkan daratan Indonesia Barat dengan daratan Benua Asia
    e. daratan yang terjadi pada zaman glasial dan menghubungkan daratan Indonesia Timur dengan daratan Benua Australia
2. Dangkalan Sahul adalah ....
    a. daratan yang menghubungkan antara Indonesia Timur dengan Benua Australia
    b. daratan yang menghubungkan antara Indonesia tengah dengan Indonesia Barat
    c. daratan yang menghubungkan antara Indonesia Barat dengan Benua Asia
    d. daratan yang terjadi pada zaman glasial dan menghubungkan daratan Indonesia Barat dengan daratan Benua Asia
    e. daratan yang terjadi pada zaman glasial dan menghubungkan daratan Indonesia Timur dengan daratan Benua Australia
3. Flora dan fauna daerah Dangkalan Sunda Indonesia Timur adalah ....
    a. jenis flora dan fauna di Indonesia Timur mirip dengan flora dan fauna di Australia
    b. selain (a) jenis-jenisnya makin ke barat semakin langka
    c. jenis flora dan fauna di Indonesia Barat mirip dengan flora dan fauna di Australia
    d. selain (c) jenis-jenisnya makin ke timur semakin langka
    e. yang tepat ialah (b), sebab Max Weber hanya mengadakan penelitian jenis flora dan fauna di Indonesia Timur
4. Kesimpulan hasil penelitian Max Weber adalah ....
    a. pertumbuhan dan perkembangan manusia yang cepat
    b. manusia mengambil flora dan fauna untuk keperluan hidupnya
    c. banyak jenis penyakit yang mematikan flora dan fauna itu
    d. semua manusia membutuhkan makanan, pakaian, dan rumah yang diambil bahannya dari berbagai flora dan fauna
    e. perkembangan penduduk yang cepat menyebabkan populasi flora dan fauna itu terdesak
5. Suaka alam ialah ....
    a. perlindungan terhadap lingkungan alam agar tetap asli dan lestari terutama lingkungan alamnya
    b. perlindungan terhadap lingkungan alam agar tetap asli dan lestari terutama melindungi faunanya
    c. yang tepat ialah a dan b
    d. perlindungan terhadap jenis satwa tertentu agar tidak punah
    e. perlindungan terhadap semua jenis satwa agar tetap hidup dalam habitatnya
6. Suaka margasatwa terbesar di Indonesia ialah suaka margasatwa di lereng Gunung ....
    a. Leuser, Aceh d. Bromo, Jawa Timur
    b. Arjuno, Malang e. Lawu, Jawa Tengah
    c. Jayawijaya, Irian Jaya
7. Satwa dirgantara yang ditetapkan sebagai satwa langka ialah ....
    a. kasuari d. elang Jawa
    b. bangau e. cenderawasih
    c. kesturi
8. Flora asli yang terdapat di cagar alam Sibolangit (Sumatera Utara) ialah pohon ....
    a. lebah d. rubah
    b. rebah e. rempah-rempah
    c. labah-labah
9. Di daerah kutub atau daerah beriklim dingin terdapat padang lumut yang disebut ....
    a. tundra d. stepa
    b. taiga e. pampa
    c. sabana
10. Di daerah sedang terdapat hutan berdaun jarum yang disebut ....
    a. tundra d. stepa
    b. taiga e. pampa
    c. sabana
sumber: belajarips.com

penamaan batuan

Penaman batuan sedimen secara deskriptif, tergantung pada data pemerian (data deskriptif) yang meliputi warna, tekstur, struktur dan komposisi. Pembagian batuan sedimen silisiklastika umumnya berdasar ukuran butir, ditambah dengan bentuk butir, struktur dan komposisi  yaitu :
1.  Rudit (f > 2 mm), termasuk breksi (fragmen meruncing), konglomerat (fragmen membulat). Apabila komposisi fragmen batuan secara megaskopik dapat diamati, maka penamaaan tambahan dapat diberikan berdasarkan komposisi utama fragmen batuan tersebut. Misalnya breksi andesit, breksi batuapung, konglomerat kuarsa.
2.  Arenit, adalah batuan sedimen berbutir pasir (batupasir). Penamaan batupasir ini dapat ditambahkan berdasar kenampakan struktur sedimen (contoh batupasir berlapis, batupasir silangsiur), atau komposisi penyusun utamanya, misal batupasir kuarsa.
3. Lutit, terdiri dari batulempung, batulanau, dan serpih. Batulempung berbutir lempung, batulanau tersusun oleh mineral/fragmen batuan berbutir lanau. Serpih adalah batulempung atau batulanau berstruktur laminasi.
Tabel Penamaan batuan sedimen klastika secara megaskopis (Huang, 1965).
Tekstur/Struktur
Komposisi mineral/fragmen
Nama batuan
Ciri-ciri khas
Rudit
(2 – 256 mm)
Komposisi sejenis atau campuran, terutama dengan rijang, kuarsa, granit, kuarsit, batugamping dll.
Konglomerat
Fragmen umumnya bulat atau agak membulat
Breksi
Fragmen umumnya runcing, dan menyudut
Fanglomerat
Kipas aluvial yang mengalami pembatuan
Pecahan batuan bercapur dengan semen
Tillit
Umumnya tidak terpisah. Fragmen batuan terdapat bekas goresan
Arenit
(1/16 – 2 mm)
Terutama kuarsa 25%, felspar kalium atau plagioklas 10-25%.
Pecahan batuan: basal, riolit, batusabak dll.
Mineral mika, serisit, klorit, bijih besi.
Arenit atau
batupasir kuarsa
Pemilahan baik dan bersih
Arkose
Pemilahan jelek, warna abu-abu kemerahan
Batupasir felspatik
Graywacke
subgraywacke
Lebih dewasa dari arkose antara graywacke dan arenit
Lutit
(1/16 – 1/256 mm)
Umumnya mineral lempung, kuarsa, opal, kalsedon, klorit dan bijih besi.
Batulanau
Antara batupasir dan serpih
Serpih
Batulumpur
Batulempung
Mudah membelah, tidak plastis, bila dipanasi menjadi plastis

Untuk batuan karbonat bertekstur klastika :
1.    Kalsirudit, adalah breksi atau konglomerat dengan fragmen batugamping.
2.    Kalkarenit, adalah batupasir yang tersusun oleh mineral karbonat.
3.    Kalsilutit, adalah batugamping klastis berbutir halus (lanau – lempung).
Untuk batugamping bertekstur non klastika, cukup diberi nama batugamping non klastika. Apabila di dalam batugamping banyak mengandung fosil maka dapat disebut batugamping berfosil. Sedangkan batuan karbonat yang sudah tersusun oleh kristal kalsit atau dolomit disebut batugamping kristalin. Napal adalah terminologi untuk batuan sedimen berbutir lanau dan lempung, tersusun oleh bahan silisiklastika dan karbonat.
Untuk batuan klastika gunungapi, tata namanya mengikuti batuan piroklastika yang telah dijelaskan pada acara analisis batuan beku, yaitu terdiri dari tuf (halus dan kasar), batulapili, breksi gunungapi dan aglomerat (Gambar 3.8). Dalam beberapa hal, secara megaskopik, warna yang sangat khas dapat ditambahkan untuk penamaan batuan, contoh tuf hijau, batupasir merah, batulempung hitam dsb.
Penamaan batuan sedimen non klastika secara megaskopis (Huang, 1965).
Tekstur/Struktur
Komposisi mineral/fragmen
Nama batuan
Ciri-ciri khas
Rapat, afanitik, berbutir kasar, kristalin, porus, oolit dan mosaik
Terutama kalsit
Batugamping
Breaksi dengan HCl, mengandung organik, bioklastika,
Terutama dolomit
Dolomit
Tidak segera bereaksi dengan HCl, jarang mengandung fosil, berbutir sedang
Berbutir halus
Kristal halus dengan mikroorganisme
Kapur
Putih – abu-abu terang, sangat rapuh, mengandung fosil
Karbonat dan lempung
Napal
Abu-abu terang, rapuh, pecahan konkoidal
Rapat dan berlapis
Campuran silika, opal dan kalsedon dll.
Rijang
Warna beragam, keras, kilap non logam, konkoidal
Terutama gips
Anhidrit
Terutama malit
Gips
Evaporit, tidak sendiri melainkan berasosiasi dengan mineral/batuan lain.
Dijumpai kristal yang mengelompok
Masif atau berlapis
Mineral fosfat dan fragmen tulang
Fosforit
Diperlukan penentuan kadar P2O3
Amorf, berlapis, tebal
Humus, tumbuhan
Batubara, lignit
Warna coklat, pecahan prismatik



sumber: http://rizqigeos.blogspot.com/

STRUKTUR BATUAN

  1.  Struktur di dalam batuan (features within strata) :
          #   Struktur perlapisan (planar atau stratifikasi). Jika tebal perlapisan < 1 cm disebut struktur laminasi.
          #    Struktur perlapisan silang-siur (cross bedding / cross lamination.
          #    Struktur perlapisan pilihan (graded bedding)
                ~Normal, jika butiran besar di bawah dan ke atas semakin halus.
                ~Terbalik (inverse), jika butiran halus di bawah dan ke atas semakin kasar.
      2.  Struktur permukaan (surface features) 
            #    Ripples (gelembur gelombang atau current ripple marks)
            #    Cetakan kaki binatang (footprints of various walking animals.
            #    Cetakan jejak binatang melata (tracks and trails of crowling animals)
            #    Rekahan lumpur (mud cracks, polygonal cracks)
            #    Gumuk pasir (dunes, antidunes)
        3.  Struktur erosi (erosional sedimentary structures)
            #    Alur/galur (flute marks, groove marks,linear ridges)
            #    Impact marks (bekas tertimpa butiran fragmen batuan atau fosil)
            #    Saluran dan cekungan gerusan (channels and scours)
            #    Cekungan gerusan dan pengisian (scours & fills)
SSumber: http://rizqigeos.blogspot.com/

POROSITAS BATUAN

Porositas adalah tingkatan banyaknya lubang (porous) rongga atau pori-pori di dalam batuan. Batuan dikatakan mempunyai porositas tinggi apabila pada batuan itu banyak dijumpai lubang (vesicles) atau pori-pori. Sebaliknya, batuan dikatakan mempunyai porositas rendah apabila kenampakannya kompak, padat atau tersemen dengan baik sehingga sedikit sekali atau bahkan tidak mempunyai pori-pori. Permeabilitas adalah tingkatan kemampuan batuan meluluskan air (zat cair).

Permeable (lulus air), jika batuan tersebut dapat meluluskan air, yaitu :
a)         Bahan lepas, atau terkompakkan lemah, biasanya berbutir pasir atau lebih kasar.
b)        Batuan dengan porositas tinggi, lubang-lubangnya saling berhubungan.
c)         Batuan mempunyai pemilahan baik, kemas tertutup, dan ukuran butir pasir atau lebih kasar.
d)        Batuan yang pecah-pecah atau mempunyai banyak retakan / rekahan.

Impermeable (tidak lulus air), jika batuan itu tidak mampu meluluskan air, yaitu :
a)         Batuan berporositas tinggi, tetapi lubang-lubangnya tidak saling berhubungan.
b)        Batuan mempunyai pemilahan buruk, kemas terbuka, ukuran butir lanau – lempung. Material lanau dan lempung itu yang menutup pori-pori antar butir.
c)         Batuan bertekstur non klastika atau kristalin, masif, kompak dan tidak ada rekahan.
Secara praktis megaskopis, suatu batuan mempunyai tingkat kelulusan tinggi apabila di permukaannya diteteskan air maka air itu segera habis meresap ke dalam batuan. Sebaliknya, batuan mempunyai kelulusan rendah atau bahkan tidak lulus air bila di permukaannya diteteskan air maka air itu tidak segera meresap ke dalam batuan atau tetap di permukaan batuan.

SUMBER: http://rizqigeos.blogspot.com/

SKALA UKURAN BUTIR BATUAN SEDIMEN


Skala ukuran butir sedimen (disederhanakan).
Ukuran butir (mm)
Nama Butiran
Nama batuan
Æ > 256
Boulder / block (bongkah)
Breksi
64 – 256
Cobble (kerakal)
(bentuk / kebundaran butiran meruncing)
4 – 64
Pebble
Konglomerat
2 – 4
Granule (kerikil)
(bentuk / kebundaran butiran membulat)
1/16 – 2
Sandstone (pasir)
Batupasir
1/16 – 1/256
Silt (lanau)
Batulanau
Æ < 1/256
Clay (lempung)
Batulempung
SUMBER: http://rizqigeos.blogspot.com/

KARAKTERISTIK TEKSTUR PERMUKAAN BATUAN


a)    Kasar, bila pada permukaan butir terlihat meruncing dan terasa tajam. Tekstur permukaan kasar biasanya dijumpai pada butir dengan tingkat kebundaran sangat meruncing-meruncing.
b)        Sedang, jika permukaan butirnya agak meruncing sampai agak rata. Tekstur ini terdapat pada butir dengan tingkat kebundaran meruncing tanggung hingga membulat tanggung.
c)   Halus, bila pada permukaan butir sudah halus dan rata. Hal ini mencerminkan proses abrasi permukaan butir yang sudah lanjut pada saat mengalami transportasi. Dengan demikian butiran sedimen yang mempunyai tekstur permukaan halus terjadi pada kebundaran membulat sampai sangat membulat.
Sekalipun hal itu dinyatakan sebagai katagori kebundaran, tingkatan ini nampaknya lebih didasarkan pada tekstur permukaan dari pada butir.

SUMBER:http://rizqigeos.blogspot.com/

berdasarkan kebundaran atau keruncingan bitir sedimen batuan

Berdasarkan kebundaran atau keruncingan butir sedimen maka Pettijohn, dan kawan-kawan (1987) membagi kategori kebundaran menjadi enam tingkatan ditunjukkan dengan pembulatan rendah dan tinggi. Keenam kategori kebundaran tersebut yaitu:

  • Sangat meruncing (sangat menyudut) (very angular)
  • Meruncing (menyudut) (angular)
  • Meruncing (menyudut) tanggung (subangular)
  • Membundar (membulat) tanggung (subrounded)
  • Membundar (membulat (rounded)
  • Sangat membundar (membulat) (well-rounded).
                               Kategori kebundaran dan keruncingan butiran sedimen (Pettijohn, dkk., 1987).

sumber: http://rizqigeos.blogspot.com/

proses diagenesa

Proses pemadatan dan pengompakan, dari bahan lepas (endapan) hingga menjadi batuan sedimen disebut diagenesa. Proses diagenesa itu dapat terjadi pada suhu dan tekanan atmosferik sampai dengan suhu 300oC dan tekanan 1 – 2 kilobar, berlangsung mulai sedimen mengalami penguburan, hingga terangkat dan tersingkap kembali di permukaan. Berdasarkan hal tersebut, ada 3 macam diagenesa, yaitu :
1.        Diagenesa eogenik, yaitu diagenesa awal pada sedimen di bawah muka air.
2.        Diagenesa mesogenik, yaitu diagenesa pada waktu sedimen mengalami penguburan semakin dalam.
3.     Diagenesa telogenik, yaitu diagenesis pada saat batuan sedimen tersingkap kembali di permukaan oleh karena pengangkatan dan erosi.

derajat kekompakan batuan sedimen

derajat kekompakan batuan sedimen juga sangat bervariasi, yakni :

  • Bahan lepas (loose materials, masih berupa endapan atau sedimen)
  • Padu (indurated), pada tingkat ini konsolidasi material terjadi pada kondisi kering, tetapi akan terurai bila dimasukkan ke dalam air.
  • Agak kompak (padat), pada tingkat ini masih ada butiran/fragmen yang dapat dilepas dengan tangan atau kuku.
  • Kompak (keras), butiran tidak dapat dilepas dengan tangan/kuku.
  • Sangat kompak (sangat keras, biasanya sudah mengalami rekristalisasi).

penggolongan batuan sedimen

Batuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga dari kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi langsung atau reaksi organik (Pettjohn, 1975). Menurut R.P. Koesoemadinata, 1981 batuan sedimen dibedakan menjadi enam golongan yaitu :
a)         Golongan Detritus Kasar
Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis. Termasuk dalam golongan ini antara lain adalah breksi, konglomerat dan batupasir. Lingkungan tempat pengendapan batuan ini di lingkungan sungai dan danau atau laut.
b)        Golongan Detritus Halus
Batuan yang termasuk kedalam golongan ini diendapkan di lingkungan laut dangkal sampai laut dalam. Yang termasuk ked ala golongan ini adalah batu lanau, serpih, batu lempung dan Nepal.
c)         Golongan Karbonat
Batuan ini umum sekali terbentuk dari kumpulan cangkang moluska, algae dan foraminifera. Atau oleh proses pengendapan yang merupakan rombakan dari batuan yang terbentuk lebih dahulu dan di endpkan disuatu tempat. Proses pertama biasa terjadi di lingkungan laut litoras sampai neritik, sedangkan proses kedua di endapkan pada lingkungan laut neritik sampai bahtial. Jenis batuan karbonat ini banyak sekali macamnya tergantung pada material penyusunnya.
d)        Golongan Silika
Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara pross organik dan kimiawi untuk lebih menyempurnakannya. Termasuk golongan ini rijang (chert), radiolarian dan tanah diatom. Batuan golongan ini tersebarnya hanya sedikit dan terbatas sekali.
e)        Golongan Evaporit
Proses terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memiliki larutan kimia yang cukup pekat. Pada umumnya batuan ini terbentuk di lingkungan danau atau laut yang tertutup, sehingga sangat  memungkinkan terjadi pengayaan unsure-unsur tertentu. Dan faktor yang penting juga adalah tingginya penguapan maka akan terbentuk suatu endapan dari larutan tersebut. Batuan-batuan yang termasuk kedalam batuan ini adalah gip, anhidrit, batu garam.
f)         Golongan Batubara
Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur-unsur organik yaitu dari tumbuh-tumbuhan. Dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat tertimbun oleh suatu lapisan yang tebsl di atasnya sehingga tidak akan memungkinkan terjadinya pelapukan. Lingkungan terbentuknya batubara adalah khusus sekali, ia harus memiliki banyak sekali tumbuhan sehingga kalau timbunan itu mati tertumpuk menjadi satu di tempat tersebut.

sumber:http://rizqigeos.blogspot.com/

arti kaldera

Kaldera adalah fitur vulkanik yang terbentuk dari jatuhnya tanah setelah letusan vulkanik. Contoh di Indonesia adalah danau Toba yang berawal dari letusan gunung purba. Kaldera sering tertukar dengan kawah vulkanik. Kata "kaldera" berasal dari bahasa Spanyol, yang artinya wajan. suatu akwah bisa dikatakan kaldera apabila memiliki luas minimal 2 kilometer.

arti garis sempadan sungai

Garis sempadan sungai adalah garis batas luar pengamanan sungai

arti bantaran sungai

Bantaran sungai adalah lahan pada kedua sisi sepanjang palung sungai dihitung dari tepi sampai dengan kaki tanggul sebelah dalam

arti waduk

Waduk adalah wadah air yang terbentuk sebagai akibat dibangunnya bangunan sungai dalam hal ini bangunan bendungan, dan berbentuk pelebaran alur/badan/palung sungai.

arti wilayah sungai

Wilayah sungai adalah kesatuan wilayah tata pengairan sebagai hasil pengembangan satu atau lebih daerah pengaliran sungai.

arti danau

Danau adalah bagian dari sungai yang lebar dan kedalamannya secara alamiah jauh melebihi ruas-ruas lain dari sungai yang bersangkutan.

arti sungai

Sungai adalah tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan pengaliran air mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan.

arti sungai episodik/sungai intermittent

sungai intermittent atau sungai episodik - yaitu sungai yang mengalirkan airnya pada musim penghujan, sedangkan pada musim kemarau airnya kering. Contoh sungai jenis ini adalah Sungai Kalada di Pulau Sumba dan Sungai Batanghari di Sumatra

Central Place Theory (Teori Tempat Sentral)

Central Place theory dikemukakan oleh Walter Christaller pada 1933. Teori ini menyatakan bahwa suatu lokasi dapat melayani berbagai kebutuhan  yang terletak pada suatu tempat yang disebutnya sebagai tempat sentral. Tempat sentral tersebut memiliki tingkatan-tingkatan tertentu sesuai kemampuannya melayani kebutuhan wilayah tersebut. Bentuk pelayanan tersebut digambarkan dalam segi enam/heksagonal. Teori ini dapat berlaku apabila memiliki karakteristik sebagai berikut

1. wilayahnya datar dan tidak berbukit
2. tingkat ekonomi dan daya beli penduduk relatif sama
3. penduduk memiliki kesempatan yang sama untuk bergerak ke berbagai arah
centralplace
Secara hierarki Central Place Theory dibagi menjadi 3 tingkatan pelayanan
1. Herarkri K 3
Merupakan pusat pelayanan pasar optimum dimana tempat sentral tersebut selalu menyediakan kebutuhan barang-barang pasar untuk daerah disekitarnya.
2. Hierarki K 4
Merupakan pusat lalu lintas/transportasi maksimum dimana tempat sentral tersebut menyediakan sarana dan prasarana lalu-lintas yang optimal.
3. Hierarki K 7
Merupakan pusat pemerintahan optimum dimana tempat sentral tersebut merupakan sebuah pusat pemerintahan
1-s2.0-S016604629800026X-gr3
Teori pada prinsipnya bersifat statis dan tidak memikirkan pola  pembangunan di masa yang akan datang akan tetapi dasar tentang hierarki suatu pusat pelayanan sangat membantu dalam hal perencanaan pembangunan sebuah wilayah/kota.
sumber: https://agnazgeograph.wordpress.com